Cerita Dewasa Diperkosa Teman Kantor |
Wajahnya cukup manis dengan bibir yang penuh, yang selalu dipoles dengan
lipstik warna terang. Tentu saja sebagai seorang teller di bank
penampilannya harus selalu dijaga. Ia selalu tampil manis dan harum.
berikut awal cerita pemerkosaan itu.Suatu hari di sore hari Lia terkejut
melihat kantornya telah gelap. Berarti pintu telah dikunci oleh Pak
Warto dan Diman, satpam mereka.
Dia tadi pergi ke WC terlebih dulu sebelum akan pulang. Mungkin mereka
mengira ia sudah pulang. Baru saja ia akan menggedor pintu, biasanya
para satpam duduk di pintu luar. Ada kabar para satpam di kantor bank
tersebut akan diberhentikan karena pengurangan karyawan, Lia merasa
kasihan tapi tak bisa berbuat apa-apa. Seingatnya ada kurang lebih 6
orang satpam disana. Berarti banyak juga korban PHK kali ini.
“Mau kemana Lia?”, tiba-tiba seseorang menegurnya dari kegelapan meja teller.
Lia terkejut, ada Warto dan Diman. Mereka menyeringai.
“Eh Pak, kok sudah dikunci? Aku mau pulang dulu..”, Lia menyapa mereka berdua yang mendekatinya.
“Lia, kami bakal diberhentikan besok..”, Warto berkata.
“Iya Pak, aku juga nggak bisa apa apa..”, Lia menjawab.
Di luar hujan mulai turun.
“Kalau begitu.. kami minta kenang-kenangan saja Mbak”, tiba-tiba Diman yang lebih muda menjawab sambil menatapnya tajam.
“I.., iya.., besok aku belikan kenang-kenangan..”, Lia menjawab.
Tiba-tiba ia merasa gugup dan cemas. Warto mencekal lengan Lia. Sebelum
Lia tersadar, kedua tangannya telah dicekal ke belakang oleh mereka.
“Aah! Jangan Pak!”.
Diman menarik blus warna ungu milik Lia. Gadis itu terkejut dan
tersentak ketika kancing blusnya berhamburan. “Sekarang aja Lia.
Kenang-kenangan untuk seumur hidup!”.
Warto menyeringai melihat Diman merobek kaos dalam katun Lia yang
berwarna putih berenda. Lia berusaha meronta. Namun tak berdaya, dadanya
yang kencang yang terbungkus bra hitam berendanya mencuat keluar.
“Jangannnn! Lepaskannn!”, Lia berusaha meronta.
Hujan turun dengan derasnya. Diman sekarang berusaha menurunkan celana
panjang ungu Lia. Kedua lelaki itu sudah sejak lama memperhatikan Lia.
Gadis yang mereka tahu tubuhnya sangat kencang dan sintal. Diam-diam
mereka sering mengintipnya ketika ke kamar mandi. Saat ini mereka sudah
tak tahan lagi. Lia menyepak Diman dengan keras.
“Eit, melawan juga si Mbak ini..”, Diman hanya menyeringai.
Lia di seret ke meja Head Teller. Dengan sekali kibas semua peralatan di meja itu berhamburan bersih.
“Aahh! Jangan Pak! Jangannn!”, Lia mulai menangis ketika ia ditelungkupkan di atas meja itu.
Sementara kedua tangannya terus dicekal Warto, Diman sekarang lebih
leluasa menurunkan celana panjang ungu Lia. Sepatunya terlepas.
Diperlakukan seperti itu, Lia juga mulai merasa terangsang. Ia dapat
merasakan angin dingin menerpa kulit pahanya. Menunjukkan celananya
telah terlepas jatuh. Lia lemas. Hal ini menguntungkan kedua
penyiksanya. Dengan mudah mereka menanggalkan blus dan celana panjang
ungu Lia. Lia mengenakan setelan pakaian dalam berenda warna hitam yang
mini dan sexy. Mulailah pemerkosaan itu. Pantat Lia yang kencang mulai
ditepuk oleh Warto bertubi-tubi, “Plak! Plak!”.
Tubuh Lia memang kencang menggairahkan. Payudaranya besar dan kencang.
Seluruh tubuhnya pejal kenyal. Dalam keadaan menungging di meja seperti
ini ia tampak sangat menggairahkan. Diman menjambak rambut Lia sehingga
dapat melihat wajahnya. Bibirnya yang penuh berlipstik merah menyala
membentuk huruf O. Matanya basah, air mata mengalir di pipinya.
“Sret!”, Lia tersentak ketika celana dalamnya telah ditarik robek.
Menyusul branya ditarik dengan kasar. Lia benar-benar merasa terhina. Ia
dibiarkan hanya dengan mengenakan stocking sewarna dengan kulitnya.
Sementara penis Warto yang besar dan keras mulai melesak di vaginanya.
“Ouuhh! Adduhh..!”, Lia merintih.
Seperti anjing, Warto mulai menyodok nyodok Lia dari belakang. Sementara
tangannya meremas-remas dadanya yang kencang. Lia hanya mampu menangis
tak berdaya.
Cerita Dewasa Diperkosa Teman Kantor Tiba-tiba Diman
mengangkat wajahnya, kemudian menyodorkan penisnya yang keras panjang.
Memaksa Lia membuka mulutnya. Lia memegang pinggiran meja menahan rasa
ngilu di selangkangannya sementara Diman memperkosa mulutnya. Meja itu
berderit derit mengikuti sentakan-sentakan tubuh mereka. Warto mendesak
dari belakang, Diman menyodok dari depan. Bibir Lia yang penuh itu
terbuka lebar-lebar menampung kemaluan Diman yang terus keluar masuk di
mulutnya. Tiba-tiba Warto mencabut kemaluannya dan menarik Lia.
“Ampuunnn…, hentikan Pak..”, Lia menangis tersengal-sengal.
Warto duduk di atas sofa tamu. Kemudian dengan dibantu Diman, Lia
dinaikkan ke pangkuannya, berhadapan dengan pahanya yang terbuka.
“Slebb!”, kemaluan Warto kembali masuk ke vagina Lia yang sudah basah.
Lia menggelinjang ngilu, melenguh dan merintih. Warto kembali memeluk
Lia sambil memaksa melumat bibirnya. Kemudian mulai mengaduk aduk vagina
gadis itu. Lia masih tersengal-sengal melayani serangan mulut Warto
ketika dirasakannya sesuatu yang keras dan basah memaksa masuk ke lubang
anusnya yang sempit. Diman mulai memaksa menyodominya.
“Nghhmmm..! Nghh! Jahannaammm…!”, Lia berusaha meronta, tapi tak berdaya.
Warto terus melumat mulutnya. Sementara Diman memperkosa anusnya. Lia
lemas tak berdaya sementara kedua lubang di tubuhnya disodok bergantian.
Payudaranya diremas dari depan maupun belakang. Tubuhnya yang basah
oleh peluh semakin membuat dirinya tampak erotis dan merangsang. Juga
rintihannya. Tiba-tiba gerakan kedua pemerkosanya yang semakin cepat dan
dalam mendadak berhenti. Lia ditelentangkan dengan tergesa kemudian
Warto menyodokkan kemaluannya ke mulut gadis itu. Lia gelagapan ketika
Warto mengocok mulutnya kemudian mendadak kepala Lia dipegang erat dan…
“Crrrt! Crrrt!”, cairan sperma Warto muncrat ke dalam mulutnya, bertubi-tubi.
Lia merasa akan muntah. Tapi Warto terus menekan hidung Lia hingga ia
terpaksa menelan cairan kental itu. Warto terus memainkan batang
kemaluannya di mulut Lia hingga bersih. Lia tersengal sengal berusaha
menelan semua cairan lengket yang masih tersisa di langit-langit
mulutnya.
Mendadak Diman ikut memasukkan batang kemaluannya ke mulut Lia. Kembali
mulut gadis itu diperkosa. Lia terlalu lemah untuk berontak. Ia pasrah
hingga kembali cairan sperma mengisi mulutnya. Masuk ke tenggorokannya.
Lia menangis sesengggukan. Diman memakai celana dalam Lia untuk
membersihkan sisa spermanya.
“Wah.. bener-bener kenangan indah, Yuk..”, ujar Warto sambil membuka pintu belakang.
Tak lama kemudian 3 orang satpam lain masuk.
“Ayo, sekarang giliran kalian!”, Lia terkejut melihat ke-3 satpam bertubuh kekar itu.
Ia akan diperkosa bergiliran semalaman. Celakanya, ia sudah pamit dengan
teman sekamarnya Ita, bahwa ia tak pulang malam ini karena harus ke
rumah saudaranya hingga tentu tak akan ada yang mencarinya.
Lia ditarik ke tengah lobby bank itu. Dikelilingi 6 orang lelaki kekar
yang sudah membuka pakaiannya masing-masing hingga Lia dapat melihat
batang kemaluan mereka yang telah mengeras.
“Ayo Lia, kulum punyaku!”, Lia yang hanya mengenakan stocking itu dipaksa mengoral mereka bergiliran.
Tubuhnya tiba-tiba di buat dalam keadaan seperti merangkak. Dan sesuatu yang keras mulai melesak paksa di lubang anusnya.
“Akhh…, mmmhhh.., mhhh…”, Lia menangis tak berdaya.
Sementara mulutnya dijejali batang kemaluan, anusnya disodok-sodok dengan kasar. Pinggulnya yang kencang dicengkeram.
“Akkkghhh! Isep teruss…!, Ayooo”.
Satpam yang tengah menyetubuhi mulutnya mengerang ketika cairan
spermanya muncrat mengisi mulut Lia. Gadis itu gelagapan menelannya
hingga habis. Kepalanya dipegangi dengan sangat erat. Dan lelaki lain
langsung menyodokkan batang kemaluannya menggantikan rekannya. Lia
dipaksa menelan sperma semua satpam itu bergiliran. Mereka juga
bergiliran menyodomi dan memperkosa semua lubang di tubuh Lia
bergiliran.
Tubuh Lia yang sintal itu basah berbanjir peluh dan sperma. Stockingnya
telah penuh noda-noda sperma kering. Akhirnya Lia ditelentangkan di
sofa, kemudian para satpam itu bergiliran mengocok kemaluan mereka di
wajahnya, sesekali mereka memasukkannya ke mulut Lia dan mengocoknya
disana, hingga secara bergiliran sperma mereka muncrat di seluruh wajah
Lia.
Ketika telah selesai Lia telentang dan tersengal-sengal lemas. Tubuh dan
wajahnya belepotan cairan sperma, keringat dan air matanya sendiri. Lia
pingsan. Tapi para satpam itu ternyata belum puas.
“Belum pagi nih”, ujar salah seorang dari satpam itu.
“Iya, aku masih belum puas…”.
Akhirnya muncul ide mereka yang lain.
Tubuh telanjang Lia diikat erat. Kemudian mereka membawanya ke belakang
kantornya. Bagian belakang bank itu memang masih sepi dan banyak semak
belukar. Lia yang masih dalam keadaan lemas diletakkan begitu saja di
sebuah pondok tua tempat para pemuda berkumpul saat malam. Hujan telah
berhenti tetapi udara masih begitu dinginnya. Mulut Lia disumpal dengan
celana dalamnya. Ketika malam semakin larut baru Lia tersadar. Ia
tersentak menyadari tubuhnya masih dalam keadaan telanjang bulat dan
terikat tak berdaya. Ia benar-benar merasa dilecehkan karena stockingnya
masih terpasang.
Tiba-tiba saja terdengar suara beberapa laki-laki. Dan mereka terkejut ketika masuk.
“Wah! Ada hadiah nih!”, aroma alkohol kental keluar dari mulut mereka.
Lia berusaha meronta ketika mereka mulai menggerayangi tubuh sintal
telanjangnya. Tapi ia tak berdaya. Ada 8 orang yang datang. Mereka
segera menyalakan lampu listrik yang remang-remang. Tubuh Lia mulai
dijadikan bulan-bulanan. Lia hanya bisa menangis pasrah dan merintih
tertahan.
Ia ditunggingkan di atas lantai bambu kemudian para lelaki itu
bergiliran memperkosanya. Semua lubang di tubuhnya secara bergiliran dan
bersamaan disodok-sodok dengan sangat kasar. Kembali Lia bermandi
sperma. Mereka menyemprotkannya di punggung, di pantat, dada dan
wajahnya. Setiap kali akan pingsan, seseorang akan menampar wajahnya
hingga ia kembali tersadar.
“Ini kan teller di bank depan?”
Mereka tertawa-tawa sambil terus memperkosa Lia dengan berbagai posisi.
Lia yang masih terikat dan terbungkam hanya dapat pasrah menuruti
perlakuan mereka. Cairan berwarna putih dan merah kekuningan mengalir
dari lubang pantat dan vaginanya yang telah memerah akibat dipaksa
menerima begitu banyak batang penis. Ketika seseorang sedang sibuk
menyodominya, Lia tak tahan lagi dan akhirnya pingsan. Entah sudah
berapa kali para pemabuk itu menyemprotkan sperma mereka ke seluruh
tubuh Lia sebelum akhirnya meninggalkannya begitu saja setelah mereka
puas.
3 comments:
Keterlaluan tuh cowok........
Gak mikir si cewek dah kesakitan gitu
Gk nymbung ni crita cm karngan kayakny
Ada videonya,ngak?
Post a Comment